POLEWALI RADAR SULBAR — Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) mendorong para petani khususnya di Polewali Mandar untuk beralih menggunakan pupuk organik dan hayati. Hal itu penting dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang dan menghasilkan panen yang lebih berkualitas.
Hal ini diutarakan Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Sulbar, drh Agus Rauf saat membuka pelatihan pembuatan pupuk organik Dinas Pertanian dan Pangan Polman di aula BPP Polewali, Selasa 9 Juli.
Ia mengungkapkan kualitas hasil produksi gabah di Sulbar khususnya Polman ini sangat diminati daerah lain termasuk Sulsel karena aspek keamanan pagannya. Masih banyak petani yang menggunakan pupuk organik sehingga tak terlalu tergangung dengan pupuk kimia atau anorganik.
Dinas TPHP Sulbar bekerjasama Dinas Pertanian kabupaten terus berupaya bagaimana petani dalam mengolah lahan untuk tanaman pangan lebih mengedepankan penggunaan bahan ramah lingkungan.
“Pupuk organik tidak hanya membantu meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hasil panen dan menjaga lingkungan. Selain itu petani juga tak terpengaruh dengan kelangkaan pupuk kimia. Kita harus mulai beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik dan hayati. Jika menggunakan terus pupuk kimia akan ada efek jangka panjangnya dapat merusak tanah dan mencemari lingkungan,” terang drh Agus Rauf.
Sementara Kepala Bidang Pengembangan SDM Distanpan Polman Andi Zainal mengungkapkan pelatihan pembuatan pupuk organik ini dilakukan dibeberapa kecamatan. Seperti di Campalagian, Binuang dan Matakali. Ini merupakan program kerja Distanpan Polman dalam upaya mendorong petani mengenal dan lebih memilih menggunakan pupuk organik untuk tanaman padi dan holtikultura.
“Distanpan Polman gencar melakukan sosialisasi penggunaan pupuk organik, sebagai pengganti pupuk kimia, agar kedepan hasil pertanian meningkat dan ramah lingkungan,” terangnya.
Ia mengatakan tujuan pelatihan ini bagaimana petani bisa membuat sendiri pupuk organik untuk digunakan di areal pertaniannya. Selain itu untuk mensiasati ketergantungan pupuk kimia.
“Kami berharap petani yang ikut pelatihan ini dapat memanfaatkan kesempatan ini dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk tanaman pertaniannya,” beber Andi Zainal.
Sedangkan pemateri dalam pelatihan ini, Safaruddin dari penyuluh pertanian Dinas TPHP Sulbar selain memberikan teori juga langsung mempraktekan cara pembuatan pupuk organi. Dalam pembuatan pupuk organik ini memanfaatkan jerami, kotoran ternak dan arang sekam. Kemudian dicampur dengan mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah.
“Penggunaan pupuk organik dan hayati juga dapat membantu petani untuk menghemat biaya. Petani juga dapat membuatnya sendiri dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar mereka,” tandasnya.
Pelatihan ini diikuti sejumlah perwakilan kelompok tani dan P3A dari Kelurahan Darma Kecamatan Polewali. (mkb)