MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Tenun Sekomandi merupakan salah satu warisan wastra di Sulbar. Alex Roby Ra’u, seorang pelaku UMKM tenun Sekomandi, di Desa Tadui Kecamatan Mamuju.
Alex mengatakan proses pembuatan kain tradisional ini yang membutuhkan waktu serta kesabaran yang tinggi. Saat ini Alex mempekerjakan dua orang penenun yang berasal dari Kalumpang.
“Proses pembuatan tenun Sekomandi kami masih sepenuhnya dilakukan secara tradisional. Dengan begitu, untuk membuat selembar kain tenun diperlukan waktu antara satu hingga dua bulan,” ujar Alex, Selasa 9 Juli.
Menurut Alex, keunikan dari tenun Sekomandi terletak pada motif-motifnya yang memiliki makna mendalam. Di antara motif yang terkenal adalah motif Ulu Karua, Tosso’Bakekoan, dan Lelen Sepu’, masing-masing dianggap mewakili nilai-nilai budaya dan filosofi yang dalam bagi masyarakat setempat.
“Kain tenun Sekomandi kami diminati banyak wisatawan karena keunikan motifnya serta proses pembuatannya yang masih sangat tradisional, seperti proses pewarnaan yang menggunakan bahan alami,” tambah Alex.
Terkait harga, kain tenun Sekomandi dijual mulai dari Rp200 ribu, tergantung pada ukuran dan motif yang dipilih. Alex berharap dengan terus berkembangnya minat terhadap produk ini, dapat membantu meningkatkan kesejahteraan bagi komunitas penenun lokal dan pelaku UMKM.
“Harapan kami kedepan, masyarakat Desa Tadui terdorong untuk belajar dan melakoni profesi menenun,” tutupnya.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Mamuju, Hj Sahari Bulan, mengaku pihaknya terus memberikan dukungan bagi pengembangan UKM. Bahkan ia tak segan-segan membuka ruang mengajak pelaku UKM agar tidak sungkan melakukan koordinasi dengan pemerintan daerah jika ditemukan kendala.
Secara teknis, para pelaku UKM bisa bertandang ke kantor Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Mamuju di Jalan Jenderal Sudirman atau bisa melakukan konsultasi online melalui website resmi diskopmamuju.com. (ADV)
