RADARSULBARNEWS

Ketua TPPS Mateng dan Mamasa Menghadiri Temu Kerja Percepatan Penurunan Stunting di Semarang

Wakil Buapti Mateng sekaligus Ketua TPPS Mateng Amin Jasa menerima Data Keluarga Beresiko Stunting hasil verifikasi dan validasi tahun 2024 secara simbolis di Semarang.

SEMARANG, RADARSULBAR NEWS — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat menggelar Temu Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) seluruh Indonesia di Hotel PO Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Kamis, 27 Juni 2024.

Kegiatan dengan tema “Akselerasi Intervensi Serentak dalam Percepatan Penurunan Angka Stunting” dibuka oleh Kepala BKKBN Pusat dr. Hasto Wardoyo.

Turut hadir perwakilan Sulawesi Barat, Ketua TPPS Kabupaten Mamuju Tengah, Amin Jasa dan Sekda Kabupaten Mamasa Muhammad Syukur Badawi. Selain itu, hadir pula Anggota Satgas Stunting Sulbar, Hastuti Indriani, dan Sekretaris BKKBN Sulbar Rusdiyanto Monoarfa.

Pada kesempatan ini, Ketua TPPS Mamuju Tengah Amin Jasa menerima Data Keluarga Beresiko Stunting hasil verifikasi dan validasi tahun 2024 secara simbolis bersama dengan empat kabupaten lainnya di Indonesia.

BACA JUGA:  Operasi Mantap Praja Marano 2024, Polres Polman dan Majene Siap Amankan Pilkada

Saat menyampaikan laporan panitia, Sekretaris Utama BKKBN Pusat, Tavip Agus Rayanto mengatakan, tujuan kegiatan temu kerja TPPS ini utamanya untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan dan koordinasi khususnya berbagai pihak yang terlibat baik jangka pendek, maupun jangka menengah bagaimana mewujudkan harapan dan target yang telah ditetapkan dalam Perpres Nomor 72 tahun 2021, agar tahun 2024, angka stunting turun diangka 14 persen.

Sekda Mamasa sekaligus Ketua TPPS Kabupaten Mamasa hadir pada acara Temu Kerja TPPS di Semarang.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas kerja keras yang sudah dilakukan untuk menurunkan angka stunting ke angka 14 persen tingkat nasional. Semoga dengan adanya temu kerja ini, target tersebut bisa segera terwujud,” ujar Tavip sebagai Ketua Panitia kegiatan.

BACA JUGA:  Silaturrahmi dengan Keluarga Almarhum Cammana, ASSAMI Janji Kembangkan Budaya dan Tradisi Lokal Polman

Ditempat yang sama, Kepala BKKBN Pusat dr. Hasto Wardoyo mengatakan percepatan penurunan stunting sangat penting dan harus segera diwujudkan. Mengapa? karena sekitar 10 tahun lagi sudah tahun 2035. Pada tahun 2035 bonus demografi Indonesia sudah tertutup.

Kesempatan Indonesia keluar dari middle income trap sudah tutup. Jadi kalau Indonesia mau keluar dari middle income trap, maka 10 tahun yang tersisa ini semua pihak harus kerja keras mulai hari ini.

BACA JUGA:  Tekan Stunting dan Gizi Buruk, Dirga -Iskandar Program "Pendekar Posyandu"

“Kalau tidak kapan lagi, karena tidak ada kesempatan kedua untuk kita mendapatkan bonus demografi. Oleh sebab itu, kita harus kerja keras mulai hari ini,” ujar Hasto.

Presiden Jokowi selalu mengingatkan, lanjut Hasto, jangan sampai Imdonesia seperti negara di afrika yang tidak bisa keluar jebakan middle income trap.

Oleh sebab itu, Hasto mengajak agar seluruh peserta yang hadir khususnya TPPS untuk menyusun strategi bagaimana meningkatkan IPM, human capital integrita dengan struktur penduduk yang ada di Indonesia.

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!