POLEWALI RADARSULBAR NEWS — Terkait adanya hasil pemeriksaan sampel sapi yang mati di Desa Panyampa Kecamatan Campalagian Polman dari Balai Besar Veteriner Maros (BBVM). Ternyata ada satu sampel positif terkena penyakit Jembrana.
Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit Jembrana ke ternak warga maka Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Polewali Mandar (Polman) langsung mengadakan pertemuan dengan masyarakat sebagai peternak, pemerintah kecamatan dan desa di aula Kantor Desa Panyampa Kecamatan Campalagian, Jumat 5 April.
Sebanyak 49 warga yang rata rata memiliki ternak sapi mengikuti sosialisasi pencegahan penyakit Jembrana ini. Sosialisasi pencegahan penyakit Jembrana ini dihadiri langsung Kadistanpan Andi Afandi Rahman, Camat Campalagian Rifai Aco, Kabid Peternakan Samio, Kades Panyampa, ketua BPD Panyampa, kepala UPTD Puskeswan dan Kepala BPP Campalagian.
Kadistanpan Andi Afandi Rahman mengatakan dalam pertemuan dengan peternak ini menghasilkan kesepakatan untuk melanjutkan kegiatan pengendalian bersama masyarakat setempat sebagai upaya mengendalikan penyebaran penyakit Jembrana ini.
“Akan dilakukan pengendalian penyakit pendistribusian desinfektan sebagai upaya memutus mata rantai virus dan pemberian vitamin serta obat cacing ternak,” terang Andi Afandi Rahman.
Dalam pertemuan ini, peternak sangat antusias dan bersedia untuk melaksanakan tindakan isolasi ternak sakit. Serta berkomitmen untuk tidak membawa keluar desa ternak sapi yang tertular penyakit.
Sebelumnya pada pertengahan Maret 2024 lalu ada delapan ternak sapi di Desa Panyampa Kecamatan Campalagian mati mendadak. Sehingga untuk mengetahui penyebabnya Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Polman mengirim sampel air liur sapi tersebut untuk diteliti di BBV Maros Sulsel.
“Hasilinya sudah keluar, dari beberapa sampel yang dikirim hanya satu yang dinyatakan positif terkena penyakit Jembrana. Sementara untuk positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan antraks tidak ditemukan,” ujar Kepala Bidang Peternakan Distanpan Polman Samio saat dikonfirmasi di kantornya, Kamis 4 April.
Ia mengimbau kepada peternak untuk waspada atas penyebaran penyakit Jembrana ini. Samio mengaku upaya yang dilakukan pihaknya meminimalisir penyebaran penyakit Jembrana di Panyampa dengan melakukan pengobatan kepada sapi yang sakit dan pemberian vitamin.
“Kami juga akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya peternak sapi di Panyapa agar melakukan karantina sapi dulu agar tidak berpindah ke ternak lain. Jumat besok (hari ini) kami akan melakukan sosialisasi dan pengobatan terhadap sapi yang bergejala sakit. Selain itu akan melakukan penyemprotan desinfektan dan rutin memberikan obat-obatan atau vitamin terhadap sapi yang kurang sehat,” jelas Samio.
Ia mengungkapkan populasi sapi di Desa Panyampai mencapai 280 ekor tetapi hanya lima ekor yang bergejala sakit. Itupun sudah dilakukan pengobatan oleh UPTD Kesehatan Hewan (Keswan) dan kondisinya sudah membaik. (*)