RADARSULBARNEWS

Memasuki Masa Panen, Harga Beras Diprediksi Turun

MENINJAU. Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh melakukan peninjauan di pabrik beras UD Nurmadinah di Kecamatan Campalagian, Polman, Senin 25 Maret 2024. (ist)

MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Harga beras di Sulbar diprediksi bakal berangsur turun imbas dari masuknya masa panen. Pasokan beras di sejumlah pabrik diklaim tersedia saat lebaran Idulfitri 1445 hijriah.

Salah satu pabrik beras terbesar di Sulbar, UD Nurmadinah menyimpan stok cadangan beras sebanyak 1.550 ton. Jumlah tersebut belum termasuk beras yang nantinya akan dipanen. UD Nurmadinah mencatat pengeluaran beras per hari sebanyak 92 ton sedangkan gabah yang masuk sejumlah 100 ton.

Pj Gubernur Sulbar, Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, ada 14 pabrik penggilingan beras yang tersebar di Sulbar. Masing-masing memiliki pasokan yang cukup. Semoga saja pasokan yang ada bisa sampai Idulfitri dan pasca Idulfitri nantinya.

BACA JUGA:  Terbukti Tak Netral di Pilkada Polman, Kades Sugiwaras Divonis Dua Bulan Percobaan

“Saat ini sesuai informasi pabrik beras tersebut, harga gabah cenderung mulai turun karena sudah mulai panen, mendekati lebaran akan semakin banyak yang panen. Puncaknya di bulan April dan Mei,” kata Zudan, saat meninjau pabrik beras di Polman, Senin (25/3).

Olehnya, kata dia, kebutuhan beras Sulbar sampai dengan Idulfitri dapat dipenuhi. Ia juga meminta pemilik pabrik agar tidak mengirim beras keluar Sulbar jika stok beras sedikit. Hal itu penting dilakukan agar stok beras di Sulbar tetap terjaga dan harganya stabil.

BACA JUGA:  Paslon Dirga-Iskandar Nomor 4, Kenakan Jas, Peci Hitam dan Dasi Biru di Surat Suara

“Saya minta masyarakat jangan boros pangan, masak secukupnya, makan secukupnya,” harap Zudan.

Zudan juga terus intens memantau trend inflasi Mamuju dan Majene. Gerakan Pangan Murah (GPM) terus akan dilakukan. “Ini agar masyarakat lebih mudah mendapatkan pangan dengan harga murah. Maka provinsi bekerja sama dengan berbagai supplier seperti Bulog, Badan Pangan Nasional, Distributor serta dukungan perbankan,” sebut Zudan.

BACA JUGA:  APBD Sulbar Tahun 2025 Diproyeksi Meningkat

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Sulbar, Abdul Waris Bestari mengungkapkan, ada dua model pengendalian inflasi yang dilakukan. Pertama gerakan pangan murah dan fasilitasi distribusi pangan. Fasilitasi distribusi pangan dilakukan dengan mendatangi pengecer pangan untuk memutus mata rantai distribusinya.

“Ada 10 yang kita laksanakan di Mamuju. Di antaranya empat di pasar sentral dan enam di pasar regional. Kalau di Majene ada enam kita laksanakan fasilitasi distribusi pangan,” ujarnya. (*)

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!