MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Satuan Tugas (Satgas) Pangan Sulbar, diminta bersama mengawal ketidakwajaran kenaikan harga pangan. Gangguan distribusi dan praktik penimbunan juga perlu diinvestigasi.
Hal tersebut merespon lonjakan harga pangan, utamanya beras dalam beberapa pekan terakhir. Harga beras yang melambung tinggi itu sangat dikeluhkan masyarakat.
TPID Sulbar telah melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi, pekan kemarin. Tim tersebut dituntut menjaga tren inflasi tetap stabil sebelum bulan ramadan.
Ketua TPID Sulbar, Muhammad Idris mengatakan, TPID perlu terus melakukan pemantauan harga dan pasokan pangan serta advokasi terhadap perkembangan harga komoditas dan mengintensifkan intervensi harga komoditas selama ramadan.
“GPM (Gerakan Pangan Murah) juga harus diintensifkan. Termasuk bersama satgas mengawal ketidakwajaran kenaikan harga, gangguan distribusi dan penimbunan,” kata Idris, kemarin.
Sekretaris TPID Sulbar, Hamdani Hamdi menyampaikan, pihaknya bakal segera melakukan High Level Meeting (HLM) TPID pada . Ia mengatakan, HLM TPID akan dilaksanakan pada Kamis 29 Februari, mendatang, di Grand Maleo Hotel and Convention Mamuju.
“Tujuan dilaksanakan HLM adalah untuk mengevaluasi tingkat inflasi di Sulbar serta faktor yang mempengaruhi, identifikasi komoditas penyumbang inflasi, langkah-langkah konkret pengendalian inflasi jelang HKBN serta penekanan percepatan pelaksanaan KAD,” terang Hamdani.
Dia berharap, Perum Bulog di Mamuju dan Polman agar senantiasa memberikan dukungan terhadap pemerintah kabupaten dalam upaya pengendalian inflasi, utamanya dalam penyaluran beras SPHP.
Sekadar diketahui, Inflasi Majene dan Mamuju periode Januari 2024 sebesar 2,25 persen. Andil komoditas inflasi di Majene yakni beras 0,26 persen, bawang merah 0,18 persen, ikan cakalang 0,15 persen. Sedangkan di Mamuju bawang merah 0,09 persen, biskuit 0,05 persen, ikan katamba 0,04 persen. (*)