Salah satu upaya penurunan stanting dengan memberikan pemahaman kepada remaja agar tidak melakukan pernikahan dini karena bisa berisiko melahirkan anak berstatus stunting. Apalagi di Polman kasus pernikahan dini masih tinggi sehingga perlu upaya seluruh elemen masyarakat melakukan pencegahan.
Sementara tim pakar audit stunting yang merupakan tiga dokter ahli RSUD Hajjah Andi Depu Polewali memaparkan temuannya di lapangan terhadap kasus stunting khususnya lokus audit di Kelurahan Takatidung Kecamatan Polewali, Desa Panyampa Kecamatan Campalagian dan Desa Sabang Subik Kecamatan Balanipa.
Salah satu tim pakar, dr Sri Harjo Boko berharap kedepan kegiatan audit stunting ini dilakukan lebih awal. Dimana bulan Januari hingga Februari dikumpulkan data stunting maupun yang masuk kategori beresiko. Kemudian dilakukan audit di lapangan, sehingga pelaksanaan disiminasi bisa dilakukan pertengahan tahun selanjutnya dilakukan intervensi.
“Hasilnya dapat dilihat diakhir tahun apakah ada penurunan kasus berdasarkan analisa hasil audit yang dilakukan diawal. Termasuk melakukan evaluasi program penurunan stunting yang dilakukan selama ini,” tambah dokter ahli anak RSUD Hajjah Andi Depu ini.
Hal sama diungkapkan dokter ahli gizi RSUD Hajjah Andi Depu, dr Habib Fathurrahman yang memberikan berapa rekomendasi berdasarkan analisis hasil audit kasus stunting. Diantaranya peningkatan pengentahuan pentingnya asupan gizi kepada masyarakat keluarga sasaran. Meningkatkan pengetahuan untuk mendapatkan gizi seimbang bagi ibu menyusui. Serta pemahaman terhadap pola hidup bersih dan sehat.
Dalam pertemuan ini berbagai rekomendasi yang dihasilkan untuk menjadi bahan sasaran program penurunan stunting di Polman. (*)
