MAJENE, RADARSULBAR NEWS – Akibat tak adanya dukungan anggaran untuk pengadaan obat di Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) Dinas Kesehatan Majene.
Sejumlah stok obat obatan di IFK Majene kosong. Salah satunya obat batuk tak tersedia di IFK Majene. Defisit anggaran menjadi alasan pengadaan obat tak dianggarkan di APBD Majene.
Kepala IFK Majene Nur Ekawati mengatakan, pembelian obat berdampak karena adanya defisit. Sudah dua tahun yakni 2021 dan 2022 dukungan anggaran dari APBD untuk pengadaan obat di IFK tidak ada.
“Jadi untuk membeli obat kami mendapatkan bantuan dari pusat, dalam bentuk dana Dana Alokasi Khusus (DAK). Tetapi jumlanya tidak memencukipi karena tak ada bantuan dari APBD,” ungkap Nur Ekawati, Kamis 7 Desember saat ditemui.
Akibatnya ada kekosongan obat. “Jadi untuk saat ini obat yang kosong obat batuk, tetapi di Puskesmas tersedia karena diantisipasi dengan pengadaan sendiri,” ungkapnya.
Tahun anggaran 2024, IFK telah melakukan usulan untuk dibantu anggaran pengadaan obat. Semoga tahun depan sudah ada anggaran dari APBD Kabupaten Majene. Sehingga bisa menjadi perhatian khusus oleh pemerintah daerah.
Total anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 4,7 miliar. “Kami dapat bantuan DAK sekira Rp 1 miliar, dari Puskesmas Rp 1 miliar jadi tinggal butuh bantuan dari Pemkab Majene,” pungkasnya. (*)