RADARSULBARNEWS

BSI Dorong Pertumbuhan Bisnis di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

(kiri-kanan) : Head Investor Relations PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Rizky Budinanda (kiri), Direktur Compliance & Human Capital Tribuana Tunggadewi dan Direktur Risk Management Grandhis H.Harumansyah (paling kanan) saat memaparkan kinerja BSI kuartal III/2023 dalam Public Expose 2023.

JAKARTA, RADAR SULBAR – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) atau BRIS masih menjadi market leader dalam industri perbankan syariah di dalam negeri hingga kuartal III/2023. Bahkan BSI tetap mampu tumbuh di atas industri perbankan nasional di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu dan penuh tantangan. Hal ini disampaikan saat Public Expose (BRIS) 29/11.

Direktur Risk Management BSI Grandhis H.Harumansyah memaparkan, laba bersih perseroan tumbuh 31% secara tahunan (year on year/yoy) mencapai angka Rp4,2 triliun per kuartal III/2023. Pertumbuhan ini ditopang oleh pertumbuhan aset dan pembiayaan yang juga meningkat sebanyak dobel digit secara tahunan.

Aset BSI tumbuh 14,23% secara (yoy) di angka Rp320 triliun, yang mana ini lebih tinggi dari aset perbankan nasional yang tumbuh 7,13% (yoy). Di sisi pembiayaan, BSI mengalami pertumbuhan sebesar 16% (yoy) menjadi Rp232 triliun, lebih tinggi dari pembiayaan perbankan nasional yang tumbuh 8,96% yoy.

BACA JUGA:  Jelang Nataru Harga Bumbu Dapur Alami Kenaikan

“BSI berkomitmen untuk tetap menjadi market leader perbankan syariah nasional dengan membukukan pertumbuhan laba yang positif untuk memberikan imbal hasil yang optimal bagi para pemegang saham dalam jangka panjang,” kata Grandhis.

Salah satu komitmen tersebut akan dicapai dengan menjaga penyaluran pembiayaan yang berkualitas. Sebagai informasi, non-performing financing (NPF) BSI sudah berada di angka 2,21%, lebih rendah dibandingkan perbankan nasional dan angka ini terus membaik sejak awal merger.

BACA JUGA:  Agribisnis Expo, Tingkat Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa

Pembiayaan didominasi oleh segmen konsumer, gadai dan card sebesar Rp125,34 triliun, korporasi sebesar Rp54,39 triliun, mikro sebesar Rp21,45 triliun, SME Rp18,62 triliun dan komersial Rp11,86 triliun. Dari sisi rasio keuangan, ROA (Return of Asset) juga mengalami peningkatan menjadi 2,34%. Efisiensi juga terus mengalami perkembangan yang baik, di mana BOPO mampu turun dari level 74,02% menjadi 71,43% year on year.

BACA JUGA:  BI Sulbar Berharap Jurnalis Membentuk Persepsi Publik Tentang Inflasi

BSI juga terus mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia lewat UMKM Center yang tersebar di sejumlah kota, yaitu Banda Aceh, Yogyakarta, dan Surabaya, dengan total binaan sebanyak 2.526 UMKM.

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!