POLEWALI, RADARSULBAR NEWS – Berdasarkan hasil Rekap Data Kejadian Bencana Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Polewali Mandar.
Selama sepuluh bulan terakhir mulai Januari hingga 1 November 2023, telah terjadi 70 kali kejadian bencana di Polewali Mandar.
70 kejadian bencana tersebut, mendominasi angin kencang dan kebakaran rumah. Bencana angin kencang terjadi 29 kali, kebakaran perumahan 22 kali, kebakaran lahan 12 kali, banjir enam kali dan lonsor satu kejadian.
Kordinator Pusdalops PB BPBD Polman, A Mandawari mengatakan angin kencang atau angin puting beliung paling banyak terjadi rentang waktu sepuluh bulan terakhir ini. Kemudian kebakaran rumah dan lahan.
Dari 70 persitiwa bencana terdapat tiga warga meninggal dunia. Ketiga korban ini meninggal pada saat bencana banjir bandang yang terjadi di Pondok Pesantren di Kelurahan Darma dan Binuang.
“Saat kejadian meluapnya Sungai Kunyi, lokasi Ponpes Ahlul Quran di Kelurahan Darma diterjang banjir membuat dua orang santrinya menjadi korban. Sementara satu warga lainnya meninggal dunia saat meluapnya air sungai Binuang pada bulan Maret 2023 lalu,” beber A Mandawari.
Ia juga mengatakan dari peristiwa bencana ini, berdampak kepada 3.187 kepala keluarga dan 11.727 jiwa. Selain itu warga korban bencana kehilangan harta bendanya.
Sementara itu dampak cuaca ekstrim el nino terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan. Serta menimbulkan krisis air bersih bagi warga. Mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, pihaknya bekerjasama dengan TNI-Polri dan Damkar untuk melakukan pemadaman dan antisipasi mengimbau masyarakat tak membakar lahan.
Terpisah Kepala Pelaksana BPBD Polman Andi Afandi Rahman mengatakan untuk antisipasi kekeringan pihaknya telah melakukan pendistribusian air bersih kepada masyarakat. Sejumlah lokasi yang menjadi target pendistribusian air bersih seperti Kecamatan Campalagian, Mapilli, Tinambung dan Limboro. Pendistribusian air bersih ini dilakukan karena sumber air warga sudah kering.