“Desa tertinggal ini terus dipacu untuk dapat keluar dari kategori tertinggal. Selain itu alokasi anggaran untuk sepuluh desa ini lebih besar dari desa lainnya,” tambahnya.
Menjadi permasalah utama masih adanya desa tertinggal di Polman karena akses infrastruktur yang belum memadai. Diantaranya empat desa tertinggal di Kecamatan Tutar akses jalannya masih buruk. Seperti akses jalan dari Desa Piriang Tapiko ke Besoangin Utara masih sangat memprihatikan.
Untuk dapat menjangkau desa tersebut masyarakat harus menggunakan kendaraan khusus yang bannya di rantai. Selain melintasi jalan yang licin juga banyak jalan yang curam sehingga dibutuhkan kehati-hatian yang ekstra.
Selain itu keterampilan mengemudi yang khusus untuk dapat menaklukkan akses jalan menuju ke daerah paling terpencil di Polman.
Biaya yang dikeluarkan untuk bisa sampai ke desa tersebut juga cukup tinggi. Setiap pemumpang yang hendak ke Desa Beosangin Utara harus menyiapkan uang Rp. 500 ribu untuk ongkos pulang balik dari desa tersebut.
Salah seorang warga Tutar Irfan mengatakan akses jalannya masih sangat memprihatikan membuat beberapa desa di Tutar masih kategori tertinggal.
“Untuk sewa kendaraan ojek motor mencapai Rp. 250 ribu karena hanya menggunakan kendaraan khsusus yang bisa kesana(Tutar),” tandasnya.