“Setelah itu, petani diminta lagi tanam porang, juga sama nasibnya. Petani kapok tanam pohon jarak dan porang. Kini tanam pisang, jadi untuk antisipasi kita latihan makan pisang,” tandasnya.
Menanggapi ini, pengamat kebijakan publik M.Saifullah mengatakan, ide kegiatan ini cukup unik dan menarik.
“Ini sebentuk protes yangbersifat satire masyarakat kepada Pemprov Sulsel karena sampai saat ini, kabarnya surat edaran itu belum juga dicabut,” katanya saat dihubungi, Kamis (19/10/2023).
Jadi, kata Saiful, sebagai bentuk antisipasi maka masyarakat mulai saat ini harus dilatih memakan pisang.
“Kalau dari perspertif analisa kebijakan publik, protes seperti ini sebenarnya malah lebih menohok dari aksi unjuk rasa karena ini sudah mencermin suasana batin masyarakat yang sudah menjatuhkan talak tiga pada Pj. Gubernur Bahtiar,” katanya.
Makanya, untuk mengembalikan kondisi yang gaduh gegara kebijakan yang tak terukur serta tidak melalui kajian komprehensif ini, Pj Gubernur Bahtiar legawa mundur saja.
“Ini lebih menunjukkan sikapnya yang gentelment karena dalam realitasnya, belum sebulan memimpin Pak Pj Gubernur ini sudah mendapat mosi tidak percaya dari para kepala desa, mahasiswa, pemuda serta masyarakat Sulsel umumnya,” pungkasnya. (**)