POLEWALI, RADARSULBAR NEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El Nino akan bertahan hingga Desember 2023. Termasuk sejumlah wilayah di Provinsi Sulawesi Barat
“El Nino masih akan bertahan sampai akhir tahun. Kemungkinan musim hujan akan mundur dari perkiraan sebelumnya. Khusus di Sulbar datangnya musim hujan bervariasi setiap daerah. Ada yang datangnya pada akhir Oktober ini dan ada juga nanti bulan Desember sudah mulai hujan,” kata Kepala BMKG Tampa Padang Mamuju, Devi Ardiansyah saat ditemui di Polewali, pekan lalu.
Ia menjelaskan untuk Kabupaten Polewali Mandar awal musim hujannya baru akan masuk awal Desember 2023. Sehingga efek fenemona El Nino masih akan berlanjut hingga akhir tahun 2023. Kata dia BMKG juga melakukan pemantauan sisi lain dari suhu muka laut wilayah Indonesia mulai hangat.
Menurutnya El Nino merupakan fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air laut. Suhu menjadi yang lebih hangat dari biasanya ini mengakibatkan pengurangan udara basah di wilayah sekitarnya yang pada akhirnya ikut menaikan suhu.
“Artinya fenomena ini bersifat global. Dampaknya tidak hanya terjadi di Indonesia. Tapi di Indonesia dampak yang paling kuat dirasakan adalah berkurangnya curah hujan. Jika suhu muka laut Indonesia mulai hangat berarti indikator penguapan akan lebih tinggi sehingga pembentukan onjang berpotensi terjadi. Kami di BMKG akan terus mengupdate terkait cuaca yang akan terjadi setiap saat,” terang Devi Ardiansyah.
El Nino ini merupakan faktor global sehingga dampaknya hampir seluruh Indonesia mengalaminya. Khusus di Sulbar paling terdampak mengalami di bagian selatan. Termasuk Polman dan Majene yang mengalami dampak kekeringan.
Terpisah Kepala Pelaksana BPBD Polman Andi Afandi Rahman mengungkapkan untuk mengantisipasi dampak El Nino ini beberapa langkah yang telah dilakukan. Salah satunya melakukan distribusi air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan.
Khusus daerah yang terdampak kekeringan dilakukan distribusi air bersih seperti di wilayah Binuang, Tinambung, Campalagian, Limboro, Mapilli dan Anreapi. Pendistribusian air bersih ini dilakukan karena sumber air warga sudah kering.