“Ini kan aneh, itu foto berlangsung di ruang publik pada 2 Maret 2022 lalu, dan dari foto lain yang beredar tidak hanya mereka berdua. Bahkan dilihat banyak orang,” ucapnya.
Menurut Yusur, berdasarkan nalar dan akal sehat sangat tidak mungkin seorang pimpinan KPK melakukan cawe-cawe atau pemerasan atas perkara yang sedang ditangani, apalagi sampai bertemu langsung dengan yang diperas.
Yusuf juga mempertanyakan adanya testimoni dari seseorang yang disebut sebagai penghubung antara Firli dengan SYL.
“Ini menjadi tanda tanya besar, siapa itu yang memediasi pertemuan. Apa hubungan kerja antara Irwan dengan Firli? Apa hubungannya SYL sehingga bisa menginisiasi pertemuan tersebut,” katanya.
Yusuf merasa serangan di medsos begitu massif, terkesan tuduhan pemerasan lebih viral daripada tindak kejahatan korupsi yang sedang ditangani oleh KPK.
Karena itu dia mengajak masyarakat untuk tetap mengawal KPK, demi Indonesia yang lebih baik, bebas dari korupsi.
“Jangan sampai ada kekuatan besar yang mengindikasikan ke arah pelemahan KPK,” katanya.
KPK Watch Indonesia menilai lembaga antirasuah sampai saat ini institusi yang paling berani melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
“KPK Watch Indonesia mendesak KPK mengusut sampai tuntas kasus tindak pidana korupsi di Kementerian Pertanian,” kata Yusuf. (jpnn)