“Dengan mendigitalisasi proses-proses yang dilakukan oleh posyandu yang selama ini sebagai ujung tombak pemeriksaan bayi-bayi di lingkungan kita, tentunya lebih mudah jika dilakukan secara digital dan hasilnya langsung dibaca dan dievaluasi oleh dokter gizi dan dokter anak,” terangnya.
Menurut Kapolda, aplikasi ini pada dasarnya dapat memberikan guidance atau petunjuk yang jelas bagi ibu-ibu dan tenaga kesehatan tentang status bayinya dan tindakan apa yang bisa dilakukan.
Di samping itu, aplikasi ini bukan hanya berkontribusi pada edukasi keluarga tetapi juga solusi riil bagi permasalahan stunting yang diperlukan bantuan tenaga medik.
“Perlu saya sampaikan juga, jika nanti ada kendala dalam penggunaan aplikasi ini, jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada polres atau polsek terdekat, bhabinkamtibmas yang ada di wilayah hadirin sekalian maupun datang langsung ke rumah sakit Bhayangkara,” urainya.
Pj Gubernur Sulbar, Zudan Arif Fakrulloh dalam sambutannya mengungkapkan, banyak pihak yang ingin bergabung langsung dalam kegiatan Launching aplikasi Si-Canting ini sebagai bentuk dukungan dalam menangani persoalan stunting di Sulbar.
Ia juga mengapresiasi penuh aplikasi Si-Centing dalam mendorong penurunan stunting. Dari delapan program utama Presiden RI Joko Widodo yang menjadi tugas dan perhatian bersama di Sulbar, yakni anak tidak sekolah dan kawin muda ini sepaket dengan stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Mari bersama-sama turun ke level posyandu dengan kompak maju untuk menurunkan angka stunting di Sulbar dengan target anak tidak sekolah, kawin muda dan inflasi,” tandasnya.