SEKARANG ini sudah banyak sekali makanan dan minuman junk food atau fast food yang sangat digemari karena memiliki rasa yang nikmat dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam penyajiannya.
Oleh: Bulkis, S.P.,M.Si (Dosen FST Universitas Terrbuka Majene)
Akan tetapi makanan junk food memiliki nilai gizi yang sangat rendah, tinggi lemak, mangandung gula yang tinggi dan dengan kandungan garam yang tinggi pula selain itu memiliki kandungan vitamin dan serat yang sangat rendah, hal ini berbahaya untuk kesehatan manusia. Penyedia makanan seperti ini sangat mudah ditemua dipinggir jalan. Makanan junk food sangat diminati khususnya kalangan anak muda karena sangat praktis dan cepat penyajiannya dan memiliki cita rasa yang enak.
Junk Food merupakan makanan yang tidak baik jika terlalu sering dikonsumsi, masyarakat yang konsumsi junk food harus mengimbangi konsumsi makan yang kaya akan serat dan sehat contohnya sayur – sayuran, buah, dan kacang – kacangan.
Efek dari mengonsumsi junk food terus menerus sangat mengerikan, hal ini perlu perhatian khusus kita sebagai masyarakat. Seharusnya kita sudah perlahan – lahan meninggalkan dan kembali mengkonsumsi pangan lokal.
Sekarang ini jumlah pangal lokal yang menyehatkan melimpah ruah dengan pilihan yang beragam khususnya disekitar kita. Masih ada stigma masyarakat bahwa pangan lokal bukan makanan yang elit tapi makanan kalangan menengah ke bawah atau ndeso.
Dalam beberapa tahun terakhir, ada minat yang meningkat untuk mengonsumsi pangan lokal makanan lokal. Orang-orang mulai menyadari banyak manfaat membeli makanan yang ditanam dan diproduksi di dekat rumah. Mengonsumsi pangan lokal merujuk pada praktik makan makanan yang diproduksi atau ditanama diwilayah tempat tinggal kita. Hal ini merupakan pendekatan yang sangat baik dan memiliki banyak manfaat.