RADARSULBARNEWS

Menyelamatkan Raksasa Pengembara Samudra dari Kepunahan

Perairan Indonesia yang beriklim tropis dan hangat kerap disinggahi hiu paus dan membentuk koloni. Seperti di Sumbawa, Probolinggo, dan Bone Bolango.

Gonzalo Araujo, guru besar bidang kelautan asal Argentina dan telah 10 tahun meneliti makhluk besar lautan seperti hiu paus di seluruh dunia, bahkan sampai terjun langsung ke Botubarani untuk meneliti dan mengedukasi masyarakat sekitar. Seperti dia sampaikan di dalam jurnal kelautan milik Marine Research and Corservation Foundation, hiu paus di Teluk Tomini telah membantu pariwisata berkelanjutan di daerah tersebut. Ia juga meminta agar mempertahankan sisi liar dari hiu paus sebagai makhluk laut yang mencari mangsa sendiri dan tidak disediakan secara sengaja oleh manusia.

BACA JUGA:  Mahasiswa Unsulbar Minta UKT Diturunkan

Bersama sejumlah peneliti Indonesia, mereka pun mendokumentasi dan menandai jelajah ikan hiu paus lewat pemasangan transmiter bernama accelerometer di sirip punggung si raksasa lautan tersebut. Mereka juga mengusulkan adanya perlindungan penuh kepada hiu paus Teluk Tomini supaya tidak punah. Karena menurut Dewan Konservasi Alam Internasional (IUCN), hewan laut raksasa ini telah masuk ke dalam Daftar Merah (Red List) kategori Rentan (Vulnerable) dari kepunahan.

Gayung pun bersambut. Dinas Pariwisata Gorontalo menjadikan tanggal 30 Agustus 2020 sebagai dimulainya perayaan Hari Hiu Paus Internasional (Whale Shark International Day) yang dipusatkan di Botubarani. Peristiwa itu dijadikan awal dari deklarasi dukungan terhadap pengelolaan destinasi wisata hiu paus di Pantai Botubarani secara mendunia dan berkelanjutan. Termasuk menetapkan tata ruang kelautan dan zonasi konservasi laut bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

BACA JUGA:  Pemkab Polman Siapkan Randis Baru Bupati dan Wakil Bupati

Seperti dikutip dari Infopublik, Hari Hiu Paus Internasional di Botubarani kembali diadakan pada 2023 ini. Kepala Dinas Pariwisata Aryanto Husain menjelaskan, event ini diharapkan dapat memberi dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar serta para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kegiatan susur pantai dan memungut sampah plastik yang melibatkan unsur pelajar, masyarakat umum, hingga TNI/Polri menjadi bagian penting dari Hari Hiu Paus Internasional.

BACA JUGA:  Dua Kasus Kekerasan dalam Sepekan, Korban Dapat Pendampingan Psikologis

Sampah plastik yang tertelan hiu paus menjadi salah satu penyebab kematiannya selain tersangkut jaring nelayan atau terdampar ke pantai. Oleh sebab itu konservasi hiu paus harus dilakukan berkelanjutan dibarengi menjaga kebersihan ekosistemnya dari pencemaran agar populasinya tetap ada dan bertambah.

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!