RADARSULBARNEWS
KOLOM  

Warga Pulau Battoa Krisis Air Bersih, Antre Berjam-jam Demi Dapatkan Air

SUMUR TUA. Dua warga Dusun Lendang Pulau Battoa Desa Tonyaman menimba air sumur tua untuk air minum. Selama kemarau warga Pulau Battoa krisis air bersih, mereka harus jalan kaki dan antre berjam-jam mendapatkan air bersih di sumur tua. (Amri Makkaruba/Radar Sulbar)

MUSIM kemarau membuat warga Pulau Battoa Desa Tonyaman Kecamatan Binuang Polman mengalami krisis air bersih. Untuk mendapatkan air bersih untuk minum dan memasak, selain harus antre berjam-jam, warga juga harus berjalan kaki sejauh lebih dari satu kilometer menuju sumur tua yang terletak di ujung kampung.

Laporan: Amri Makkaruba (Polewali Mandar)

Setiap musim kemarau, warga mengalami nasib buruk. Mereka kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan minum dan memasak. Ratusan kepala keluarga yang bermukim di Pulau Battoa merasakan dampak kekeringan sejak sebulan terakhir ini.

Untuk mendapatkan air bersih, warga terpaksa harus berjalan kaki sejauh satu kilometer meter menuju sebuah sumur tua yang berada di ujung kampung. Dengan menggunakan gerobak dorong, warga menuju sebuah sumur tua yang berada di ujung kampung untuk mengambil air. Sumur ini merupakan satu-satunya sumber air bagi warga sekitar karena air sumur ini tidak pernah habis meskipun sedang musim kemarau.

BACA JUGA:  Kisah Sukses Sahuda Budidayakan Nanas, Omzet Puluhan Juta Sekali Panen

Warga biasanya membawa wadah dari jerigen atau ember untuk digunakan sebagai tempat penampungan air bersih. Air yang diambil kemudian dibawa pulang lalu ditampung di sebuah tong di rumah mereka. Hanya saja untuk mengambil air bersih di sumur tua tersebut, warga harus antre berjam-jam karena debit air kurang. Selain itu warga menunggu giliran menimba air dalam sumur tua tersebut.

Setiap hari mereka mengambil air untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mencuci dan minum. Warga terpaksa mengambil air di sumur ini karena sumur mereka telah mengering akibat kemarau.

BACA JUGA:  Tempat Persembunyian Pejuang Lawan Penjajah, Pesona Air Terjun Limbong Parengnge Kelapa Dua

Salah seorang warga Pulau Battoa, Hamsa mengatakan kondisi ini telah terjadi selama tiga bulan terakhir. sejak memasuki musim kemarau, sumur warga mulaui mengering sehingga mereka kesulitan mendapatkan air bersih. Bahkan warga sering begadang menunggu air higga dini hari.

“Biasa kita begadang sampai jam 1 atau 2 malam kalau sedikit debit air sumur,” tutur Hamsa.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh warga lainnya, Ola mengaku sering menunggu hingga malam hari jika air sumur kurang. Bahkan karena tak ada pilihan lain, warga terpaksa harus mengkonsumsi air sumur yang tidak layak konsumsi karena kotor dan berbau.

BACA JUGA:  Tempat Persembunyian Pejuang Lawan Penjajah, Pesona Air Terjun Limbong Parengnge Kelapa Dua

“Kalau bisa tolong bantu kami buatkan air bor atau air PDAM melalui jalur laut pak,” pinta Ola.

Krisis air bersih di Pulau Battoa telah terjadi setiap tahun saat musim kemarau. Kondisi ini telah terjadi selama bertahun-tahun dan belum ada perhatian serius dari pemerintah setempat. Warga berharap agar pemerintah daerah setempat bisa mengatasi krisis air bersih ini. Walaupun sudah pernah dibangun alat penjernih air laut untuk menjadi air bersih tetapi hanya beberapa bulan berfungsi kemudian rusak. Begitu pun dengan air PDAM sudah tidak pernah mengalir ke pulau ini.

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!